Kiara 38
Setelah aku dan Mas Denis terlibat keributan panjang malam itu, aku berniat masuk ke dalam kamar Kiara. Meskipun sebenarnya aku juga sebal ketika melihat wajah Kiara, karena mengingatkan aku pada penghianatan yang telah dilakukan Mas Denis di belakangku. Tetapi, aku masih sangat menyayangi bocah kecil itu.
Tawanya yang renyah, masih jadi pemenang dihatiku. Malam itu, sebelum aku tidur aku masih ingin melihat Kiara lebih dulu.
Baru saja tanganku akan membuka gagang pintu kamar Kiara. Tetapi, tiba-tiba saja tanganku ditarik oleh seseorang. Saat aku menoleh ke belakang, kulihat Mas Denis yang menarik tanganku dengan paksa.
Mas Denis menarik tanganku, hingga tanganku itu berwarna merah. Kemudian setelah itu dia membanting tubuhku ke kursi. Tidak sampai disitu saja, Mas Denis kemudian berusaha untuk menyakitiku dengan memukul wajahku. Dia seperti gelap mata dan hilang kendali atas emosinya itu.
"Duduk kau! Mau kemana kau Dinda!"
