"sayang bangun ,ini subuh pertama kita,gak boleh kalau sampai di lewatkan ,ayo kita sholat"bisik Anton di telinga Annita,diapun melepaskan tangan Annita yg semalaman memeluknya itu,membangunkan Annita dg begitu lembut.
"hmm iya,ngantuk sayang ..."lirih Annita dg suara serak karna bangun tidur,tangannya kembali meraih pinggang Anton dan memeluk suami nya itu erat ,rasanya Annita malas untuk segera bangun.
"eh gak boleh pokok nya bangun,kalau gak juga aku gendong nih ketoilet?"Anton kembali menyadarkan istrinya dan melepaskan pelukan nya.
"ya sudah gendong aja"ucap Annita dg mata masih tertutup .,Anton pun mengangkat Annita ala2 bridal style,bibir tipis yg sexi itu pun melengkung sebelah matanya terbuka dalam gendongan suaminya itu,Annita mengangkat tangan nya mengusap pipi Anton lembut ,sepasang matanya terbuka sempurna menatap sang suami penuh cinta.
"makasih ya sayang..."lirih Annita menatap suaminya .
"aku turunin ya,kamu lumayan berat"cetus Anton,seraya menurunkan Annita dari gendongan nya,Annita merajuk bibirnya mengerucut,Anton tersenyum dan mencubit kedua pipi istrinya yg bersemu merah di kulit putih nya yg lembut seputih salju.
"udah subuh begini ,istriku masih cantik aja,makin gemes,apa lagi ngambek"ucap Anton kemudian dg senyuman manisnya.
"ah udahlah gak usah menggoda ayo kita sholat"desak Annita dg wajah manyun menuju toilet untuk mandi dan bersuci meninggalkan Anton yg tersenyum melihat istrinya itu.
Anton dan Annita pun kini selesai melaksanakan sholat subuh,Annita menyalami suaminya,ciuman mesra mendarat di kening Annita di subuh yg indah itu .
pagi sekali Annita di sibukkan di dapur memasak sarapan untuk semua keluarganya di bantu juga oleh ibu ,Annita terlihat bahagia menyiapkan dan menata makanan yg telah dimasak nya di atas meja.
"wah kak,tumben kakak rajin sekali?"ucap nindi adik Annita yg telah siap dg seragam putih abu2 nya,memandang setiap makanan yg tertata di meja.
"ayo duduk ,sarapan dulu"jawab Annita tersenyum.nindi dg wajah sumringah menghempaskan pantatnya di kursi.tak berselang lama ayah pun datang .
"suami kamu mana nak?"tanya ayah yg kini telah duduk di kursi meja makannya.
"sebentar lagi juga datang yah,dia lagi bersiap di kamar?"jawab Annita lembut .ayahpun mengangguk.
"pagi yah,nindi.."sapa Anton yg datang dg pakaian yg sudah rapi dan tampan.
"pagi nak,silahkan duduk"jawab ayah kemudian .mereka pun sarapan bersama tanpa berbincang karna menurut etika keluarga Annita tidak di perbolehkan berbicara saat sedang menyantap makanan hingga mereka selesai dg sarapanya.
"nak Anton,apa gak bisa di tunda keberangkatan kalian,rasanya kami belum puas melihat kalian berdua disini setelah menikah"ucap ayah yg kini duduk bersama anton di sofa ruang tengah.
" Anton mau tinggal lebih lama disini ayah,tapi perusahaan hanya memberi Anton cuti sampai hari ini aja,dan besok Anton harus masuk kerja ,kalau gak bakalan di pecat,apalah daya Anton yah yg hanya buruh rendahan di perusahaan itu"jelas Anton .
"ya kalau memang seperti itu ,ayah tidak bisa berbuat apa2 nak,ayah hanya bisa pesan jagain istri kamu disana,bimbing dia ,jangan sampai dia salah jalan ya nak"jawab ayah suaranya sedikit serak menahan tangis .
"itu pasti ayah,Anton janji sama ayah,dg Cara apapun asal masih di jalan Allah Anton akan lakukan demi annita"jawab Anton ,menggeenggam tangan mertuanya itu meyakinkan .ayah Annita mengangguk mengusap pelan punggung menantunya itu.annita yg mendengar pembicaraan mereka dari jauh merasa terharu setetes air mata membasahi pipi mulusnya.
"kalau gitu Anton pamit kerumah orang tua Anton dulu yah,sekalian Anton bawa Annita apa boleh yah?"tanya Anton lembut kepada mertuanya itu .
"ya boleh lah nak,dia istri kamu,kemanapun kamu mau membawanya ,itu sudah menjadi hak kamu,"ayah tersenyum .
"makasih ayah",jawab Anton tersenyum kecil.
Annita pun keluar dg menenteng beberapa rantang berisi makanan untuk di bawa kerumah mertuanya itu.
"yah Annita pamit"ucap Annita sembari menyalami ayahnya dan mencium punggung tangan sang ayah,Anton juga melakukan hal yg sama.
mereka melangkah keluar rumah dan mengendarai motor butut milik ayah Annita .senyum bahagia tampak tulus di wajah cantik Annita meskipun hanya di bonceng dg motor butut ,itupun bukan milik suaminya melainkan ayah nya sendiri.
merekapun sampai di rumah Anton jarak rumah keduanya tidak lah begitu jauh hanya beberapa kilometer saja.annita selama berpacaran dg Anton belum pernah sekalipun di bawa Anton kerumah nya,mata Annita melirik setiap sudut rumah itu dari halaman milik orangtua Anton ,rumah yg kecil hanya sepetak,dinding nya tembok setengah tiang setengah lagi kayu belum ada pengecatan ,rumah nya begitu suram tanpa pagar dari luar kelihatan lusuh dan kurang terawat jauh dari sentuhan renovasi,Annita menatap nya dg nanar ,air mata mengalir di pipi nya melihat kesan pertama rumah mertuanya ,
"disinilah suami ku di besarkan,ya Allah serasa teriris hati ini"batin Annita ,air mata mengalir di pipinya.anton menatap sang istri yg diam terpaku dg tetesan air mata.
"maaf ya sayang rumah orang tua ku seperti ini adanya ,makannya mereka enggan membawamu kesini,aku ingin sekali merenovasi nya tapi gaji ku tidak lah cukup untuk melakukan nya,"lirih Anton,mengusap air mata Annita yg berjatuhan.
"tidak perlu meminta maaf,semua sudah ada yg mengaturnya ,aku gak pa pa kok,aku hanya terharu meskipun kondisi nya seperti ini kamu tidak pernah mengeluh dan selalu berusaha dan yg terpenting kamu pekerja keras,aku bahagia bisa bersama kamu sayang"ucap Annita menatap suaminya .
"makasih sayang ,sudah menerima aku apa adanya,aku laki2 paling beruntung sedunia,istriku cantik hatinya juga tidak kalah cantik nya,kamu bidadari yg di titip tuhan untuk ku"Anton memeluk istrinya erat dan menciumi puncuk kepala Annita yg di tutupi dg hijap itu.
"ayo kita masuk",Annita melepas pelukannya lalu tersenyum.merekapun melangkah ke pintu depan rumah orang tua anton dan langsung mengetuknya .
"assalamualaikum buk"ucap Annita ,saat melihat ibu Anton yg berdiri tepat di depan pintu.
"waalaikum salam nak,",jawab ibu Anton ,Annita pun mengulurkan tangan nya dan menyalami mertuanya itu.,di ikuti Anton .
"ayo masuk"ajak ibu Anton ,mereka pun masuk,tidak ada kursi di ruang tamu rumah itu Annita duduk lesehan di atas tikar ,meskipun begitu Annita tetap bahagia .
"buk ini Annita bawakan makanan buat ibuk sama bapak"Annita menyodorkan rantang yg di bawanya dg senyum bahagia ibu Anton menerima pemberian sang menantu.
"makasih ya nak,sudah repot2 begini"jawab ibu seraya mengambil rantang itu.
"masakan Annita ini enak Lo Bu"sahut Anton ,Annita tersipu malu menundukkan kepalannya ,ibu tersenyum.
"pasti enak dong ,masakan menantu ibuk ini ,"jawab ibu yg ikut memuji Annita ,Annita tersipu malu.
"oh ya buk,Anton dan annita kesini mau pamit langsung berangkat ke kota malam ini ,jatah cuti anton sudah habis Bu ,jadi besok harus langsung masuk "ucap Anton menatap ibunya.
"apa harus secepat ini nak,bahkan bapak mu sedang berada di ladang sekarang,apa kamu tidak mau menunggu bapak dulu"jawab ibu dg wajah sedih
"maaf buk ,bukannya gak mau,tapi ibu tau kan gimana posisi Anton di perusahaan itu,kalau Anton bisa berkeinginan Anton pengen sekali lebih lama disini tapi mau gimana lagi Anton hanya karyawan rendahan disana buk"jawab Anton dg wajah menyesal dan sedih .
"ya sudah nak,ibu hanya bisa memberimu izin dan restu , maaf ibu gak bisa memberikan apa2 kepada kalian ,seharusnya ibu memberikan kalian hadiah pernikahan tapi ibu tidak mampu melakukannya ,ibu minta maaf sama kalian"ucap ibu lirih ,air mata nya tumpah di hadapan putra dan menantunya itu.
"sudah lah Bu,Annita tidak mengharap kan apa2 dari ibu,Annita bersyukur bisa menjadi menantu ibu,Annita ikhlas menjalani pernikahan ini,ibu tidak perlu khawatir soal hadiah atau apa pun itu,ibu doakan saja kami bahagia dan selalu bersama dalam kondisi apa pun "jawab Annita yg menatap mertuanya dg tatapan penuh kasih,lalu memeluk wanita paruh baya itu dg cinta dan sikap tulusnya.
Anton sangat terharu melihat Annita istri yg sangat di cintai Inya itu begitu pengertian dan juga menyayangi orang tuanya,tidak sia2 Anton memilih Annita sebagai istrinya,Annita istri yg Sholeh ,patuh ,dan menerima kondisi Anton dan keluarga nya apa adanya,cinta Annita tidak bisa di ukur lewat apa pun dan di bayar dg apapun.