"Kamu mau ke mana?"
"Ini, Cantika. Saya mau pergi ke kantor sebentar."
Nama itu bukan lagi hal yang asing di pendengaran Kirana. Hampir setiap hari suaminya mengatakan nama itu secara terang-terangan.
Tersadar dari apa yang telah diucapkan, Kakrataka kembali menoleh dan membiarkan kemejanya belum rapi dengan sempurna.
"May, saya tidak sengaja," ucapnya.
"Tidak apa, saya sudah terbiasa." Dengan sedikit menahan kesal, Kirana berlalu pergi dan menghiraukan Kakrataka yang terus memanggilnya.
Hari-harinya terasa lebih monoton semenjak menikah dengan Kakrataka. Beruntung saja Kirana memiliki Maisya yang setiap bersama mampu menghiburnya. Jujur saja Kirana tidak apa jika dalam benak Kakrataka masih penuh terisi nama itu. Karena sejak awal pernikahan ini hanya sebagai pengganti saja.
Sesampainya di kamar, Kirana disambut oleh getar ponsel di atas nakas. Ia pun segera menghampiri dan melihat sebuah nama yang pertama kali tertera di sana.