Tiba-tiba Andra datang dengan wajah berlumuran darah. Dia menangis dan meminta maaf padaku, karena dia tidak lagi bisa menjagaku. Aku tak bisa melakukan apa pun kecuali merasa khawatir dan ingin segera menolongnya. Mimpi itu membuatku terbangun dengan keringat dingin. Nafasku terengah-engah dan langsung mencari keberadaan Andra yang masih tertidur lelap di sampingku. Beruntuk itu memang benar-benar hanyalah sebuah mimpi.
Andra pun terbangu karena aku sempat berteriak. "Kamu kenapa? Mimpi buruk?"
"Iya, Aku mimpi. Untung hanya mimpi saja."
"Memangnya Kamu mimpi apa? Kok sampai basah kuyup keringatan seperti itu?"
"Entahlah, tiba-tiba Kamu pulang dengan berlumuran darah sambil menangis. Kamu minta maaf karena tidak bisa lagi menemaniku."
