"Untuk anak pertamaku, Yumi. Nak, maaf akhir-akhir ini Bunda membuatmu khawatir. Entah kenapa, Bunda sangat yakin bahwa surat ini akan dibaca olehmu cepat atau lambat. Setelah kepergian ayahmu, Bunda merasa sangat kesepian. Meskipun ada adikmu yang selalu setia menemani Bunda dan ada Kamu yang selalu memperhatikanku meskipun jarak memisahkan kita. Namun, memang seperti itulah yang Bunda rasajakan semenjak kepergian ayahmu.
Yumi, Bunda minta maaf tidak banyak menceritakan tentang kondisi Bunda yang sebenarnya padamu. Bunda memnag sangat sedih setelah kepergian Ayah. Namun, Bunda juga tidak ingin berlama-lama menyusahkanmu. Sehingga, meskipun Bunda memiliki penyakit jantung, Bunda tidak ingin Kamu tahu. Dan tanpa sepengetahuanmu dan Rara, Bunda sudah beberapa kali periksa ke dokter untuk mengetahui kondisi Bunda yang sebenarnya.