Bunda adalah orang pertama yang mencintaiku dengan begitu tulus. Dia merawatku jauh sebelum wajahku terbentuk. Sejak dari gumpalan daging yang ada di Rahim, Bunda sudah sangat mencintaiku. Dia menjagaku dengan sangat baik, sampai-sampai segala rasa sakit dan tidak nyaman selama aku ada di kandungan pun rela dia rasakan. Bahkan, rasa sakit dan tak nyaman itu dia nikmati begitu tulus sebagai bentuk rasa syukur telah dianugerahi Tuhan akan diriku.
Bunda yang dulu sebelum melahirkanku ke dunia merupakan sosok wanita karir yang sangat sukses. Bahkan saat itu, posisi Bunda sudah cukup tinggi di perusahaan tempatnya bekerja. Namun, setelah melahirkanku, Bunda rela meninggalkan semua itu.
Bunda memilih untuk mencurahkan waktu dan perasaan sepenuhnya untukku. Padahal sebenarnya Ayah tidak melarang Bunda untuk terus berkarir dengan karir cemerlang yang telah berhasil dia ukir sejak lama. Namun, Bunda berpendapat lain. Pekerjaan tidak hanya bisa di lakukan di kantor saja.
