Badan Tomi terasa semakin panas. Tentu saja aku semakin panic, meskipun aku dan Andra sudah dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan, aku hanya bisa memeluk erat tubuh Tomi yang terlihat sedang menahan sakit.
Sesampainya di rumah sakit, aku langsung masuk ke ruang IGD agar Tomi segera mendapatkan penanganan dari dokter. Andra tahu bahwa aku sedang sangat panik mengkhawatirkan anak sulung kami. Ketika dokter sedang memeriksa Tomi, Andra berusaha menenangkanku dengan menggenggam tanganku sepanjang waktu.
Aku memang sangat butuh penyemangat yang bisa membuatku menjadi semakin tenang. Sebab, kalau aku terus menerut panik seperti sekarang, aku tidak akan bisa berpikir jernih. "Dari gejala yang ada, Saya takutnya anak Bapak dan Ibu mengalami DBD, sehingga untuk tahu lebih jelasnya, kita harus melakukan tes darah dan anak Anda dirawat di sini sambil menunggu hasilnya keluar. Silahkan Bapak atau Ibu bisa mengurusnya di bagian administrasi depan."