Pertemuan pertama Sintia dengan buah hatinya setelah berhasil melewati masa kritis membuat haru semua orang menyaksikannya. Tak terkecuali dengan aku dan Andra. Aku tidak ingin berlama-lama berada di sana. Karena selain ingin menjaga kondisi tubuhku agar tidak terlalu merasa lelah, aku juga berusaha menjaga perasaan Andra agar tidak terus-terusan terlibat dengan kehidupan mantan istrinya tersebut.
Sebelum pulang ke rumah, aku meminta Andra untuk pamit dan memberikan ucapan selamat kepada Sintia secara langsung. Hal ini kulakukan dengan harapan, semoga setelah itu dilakukan olehnya, hubungan mereka tidak terlalu canggung lagi seperti sebelumnya.
"Sayang, coba nanti ketika pamit, jangan lupa kasih ucapan selamat kepada Sintia, ya?" pintaku pada Andra.
"Kan sudah lewat Kamu. Lagi pula, Aku juga sudah memberi ucapan selamat kepada Nino, suaminya."