"Selamat ya, Ibu, Bapak … kondisi janinnya sudah cukup baik. Sehingga, Ibu sudah bisa pulang."
"Alhamdulillah, terima kasih banyak, Dok." Sintia dan suaminya sudah bisa menghela nafas lega. Mereka sudah bisa sedikit lebih tenang, karena kesehatan calon bayi yang ada di kandungan Sintia tidak lagi berada di kondisi kritis.
Sesuai dengan kesepakatan mereka bersama, Sintia pun tidak lagi bekerja untuk sementara waktu. Dokter pun menyarankan untuk tidak dulu Sintia melakukan pekerjaan berat. Terlebih dia sempat berada dalam kondisi mengkhawatirkan. Setidaknya hal ini harus dia lakukan selama trimester pertama kehamilannya.
Seperti yang sempat kualami di awal kehamilanku yang sempat membuatku cukup trauma, aku mengerti betul bagaimana perasaan Sintia saat ini. Sehingga, setelah tahu dia mengalami hal tersebut, aku langsung mengunjungi kediaman rumahnya, setelah dia kembali dari rumah sakit.
"Hai, bagaimana keadaanmu? Apakah sudah lebih baik?"