"Papa!" teriak Midi terdengar dari kamarnya. Sepertinya Midi sudah terbangun dari tidurnya, tapi bukannya memanggilku, dia malah memanggil papanya. Aku berlari sekencang-kencangnya dan memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
Saat aku melihat sosok Midi yang baru bangun dari tidurnya sambil menangis, dia langsung berlari ke arah Andra dan memeluknya dengan begitu erat. Di situ hatimu merasa terenyuh. Selama ini aku telah menampik bahwa anak-anak memang sangat bergantung pada Andra belakangan ini. Sampai-sampai terkadang aku merasa bahwa kehadiranku sudah tak dibutuhkan lagi oleh mereka.
"Cup, cup, cup … tenang, Sayang … Papa ada di sini!" Anda pun berusaha menenangkan Midi. Sementara, Tomi masih terlihat tertidur lelap. Rasanya aku ingin mengatakan pada Midi bahwa Andra bukan papanya. Ditolah papa kandungnya dan sudah meninggal yang tak bisa digantikan oleh siapa pun di dunia ini. Namun, aku sadar bahwa Midi belum tahu apa-apa.