Sudah seminggu setelah Bunda kembali ke Jakarta untuk merawat Rara yang sedang sakit dan tak kunjung sembuh. Aku tidak mau egois untuk memintanya segera kembali ke Bandung untuk merawat cucu-cucunya. Sebenarnya mama Lidya sempat menawarkan diri untuk membantu, tapi aku menolak karena tahu kesibukan Mama akhir-akhir ini.
Aku berusaha sekuat tenaga untuk bisa menjaga Tomi dan Midi dengan hanya dibantu oleh Siti. Terkadang rasanya aku ingin menyerah. Terlebih saat Tomi dan Midi sedang menangis secara bersaman di saat aku merasa sagat lelah dang mengantuk. Namun, aku selalu bisa mengontrol pikiranku. Kalau bukan aku, siapa lagi yang akan menenangkan mereka.