"Sayang, jujur deh … apa Kamu tidak pernah merasa malu dengan perubahan bentuk tubuhku yang seperti ini?" tanyaku pada Dito.
"Kenapa Kamu bertanya tentang hal ini lagi, sih? Aku sudah tidak mau mendengarmu mengatakan hal ini lagi. Apa sih artinya bentuk tubuh yang ideal, tapi dia lebih sibuk merawat diri daripada menjaga anak-anaknya di rumah?" balas Dito yang membuka mataku bahwa berat badan bukanlah hal yang penting dan sama sekali bukan prioritasku.
"Syukurlah kalau amu tidak berubah pikiran. Sayang … Aku merasa sangat beruntung memilikimu di dalam hidupku. Terima kasih sudah berjuang dan bekerja keras untuk keluarga kita. Maaf kalau Aku belum bisa banyak membantumu untuk setidaknya menambah sumber penghasilan keluarga kita," ungkapku.