Trimester pertama sudah berhasil kulewati dengan penuh drama. Mual, muntah hingga tidak doyan makan sudah menjadi makanan sehari-hariku. Dito yang sibuk bekerja selalu menyempatkan diri untuk membelikanku sesuatu yang kuinginkan. Dia berusaha dengan sangat keras untuk menuruti kemauanku. Sesekali entah kenapa rasanya aku sangat tidak ingin melihatnya. Kata orang memang ada orang hamil yang mengalami hal tersebut, tapi tak kusangka aku menjadi salah satu di antara mereka.
Terkadang aku merasa kasihan, karena Dito sudah susah payah memenuhi kemauanku, tapi aku malah tidak ingin melihatnya. Rasanya aku selalu ingin marah-marah saat melihatnya. Padahal tidak satu pun kesalahan yang dia lakukan terhadapku. Untung saja dia mau mengerti dan kebal karena amukanku.
"Sabar … sabar … demi tercapainya impian bertemu dengan si buah hati, Aku harus sabar kena omelan istriku tercinta ini." Dito berusaha menyemangati dirinya sendiri.