Kram yang kurasakan pada perutku membuatku harus menghubungi Dito yang saat itu masih berada di kantor. "Pa … perut Mama sakit banget. Bisa enggak Papa pulang sekarang?" baru-baru ini aku mulai berlatih menggunakan panggilan mama dan papa agar lebih terbiasa jika anak kami terlahir nanti.
"Apa? Ada siapa di rumah? Daripada nungguin Papa, apa tidak minta tolong diantar pak Jono dulu?" tanya Dito khawatir akan terlambat jika harus menunggunya pulang. "Aku maunya diantar Kamu. Aku takut terjadi sesuatu terhadap bayi kita. Rasanya sakit banget! Aku enggak kuat!" Aku merintih kesakitan.
"Sayang … tunggu dulu, ya. Tahan dan sabar dulu. Papa akan pulang sekarang juga. Tunggu!" Dito langsung bergegas untuk pulang ke rumah untuk mengantarkanku ke dokter. Perasaanku tidak enak, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Aku sudah melakukan berbagai cara, salah satunya berhenti bekerja untuk semntara waktu. Kalau usahaku itu sia-sia, entah apa yang akan kurasakan."