Seminggu sebelum acara pernikahanku, aku masih sibuk melakukan pemotretan dengan Andra untuk foto katalog AYNA-ku. Sebenarnya Dito sudah melarangku melakukan kegiatan lain di luar urusan pernikahan kami, tapi aku memaksakan diri dan berjanji ini adalah kali terakhir sebelum pelaksanaan upacara pernikahanku dengannya. "Kamu ini, sudah tahu minggu depan kita sudah menikah dan acaranya sebesar dan sebanyak itu, masih saja Kamu sibuk mengurus bisnismu," kata Dito kesal dengan keputusanku.
"Aku janji, ini yang terakhir. Setelah Aku melakukan pemotretan, urusan promosi, pemasaran, editing … semua akan kuserahkan pada Nada dan Andra. Aku hanya akan fokus untuk pernikahan kita," janjiku pada Dito.
"Terserah Kamu saja. Aku sudah lelah mengomel gara-gara sifat keras kepala dan gila kerjamu itu. Nanti kalau Kamu sakit, siapa lagi yang akan repot? Kamu sendiri. Aku tidak mau dengar nanti acara pernikahan kita mundur gara-gara Kamu sakit," kata Dito masih saja marah.
