Hari pernikahanku dengan Dito tinggal menghitung hari. Tahun demi tahun sudah kulewati bersamanya, begitu juga kisah manis bahkan pahit sudah bukan lagi sebuah hal yang mengherankan. Undangan sudah disebar, ucapan selamat dan doa sudah banyak dipanjatkan demi kelancaran jalannya pesta dan hari bahagia yang dinantikan bersama.
Semua persiapan sudah hampir 100% selesai, tinggal menunggu tanggal pernikahan kami tiba dan riasan di wajahku mulai ditorehkan. Sebenarnya aku adalah salah satu perempuan yang tidak suka banyak berdandan. Sehingga, aku sengaja meminta pada periasku untuk merias wajahku tanpa riasan yang tebal dan menor.
Namun, aku percaya pilihan Dito karena dialah yang mempersiapkan semuanya. Karena dia juga tidak ingin wajahnya dirias terlalu kentara kalau sedang menggunakan riasan dan terlihat lebih alami. Begitu pun dengan diriku yang tidak suka yang demikian. Dia paham betul dengan selera riasanku yang tak jauh beda dengan dirinya.