"Kiara ... Kamu tahu kan kalau Aku sudah mau menikah dengan Ayumi. Gara-gara kejadian tempo hari saat Kamu datang ke kantorku dan memelukku secara tiba-tiba karena kesedihanmu, Aku jadi bertengkar dengannya," ungkap Dito pada Kiara.
"Terus maksudnu bilang gitu ke Aku apa? Maksudnya retaknya hubungan kalian gara-gara ulahku? Oh, maaf kalau memang seperti itu. Kamu tahu sendiri kalau berpelukan itu hal yang biasa kita lakukan, apalagi selama di Belanda. Tidak hanya denganmu, tetapi juga dengan teman-teman lainnya. Seharusnya, dia juga bisa mengerti," jawab Kiara merasa tidak salah apa-apa.
"Iya, Kamu benar. Namun, tunanganku beda dengan teman-teman kita. Dia tidak pernah hidup di luar negeri dan masih sangat patuh dengan adat istiadat serta norma yang berlaku di Indonesia. Jadi, berpelukan menurutnya adalah sesuatu hal yang tidak biasa ... meskipun dengan sahabat dekatnya sendiri. Perumpamaan ini berlaku untuk hubungan persahabatan dengan lawan jenis, ya," jelas Dito.