Berkat menuruti saran dokter dan istirahat cukup, aku berhasil keluar dari rumah sakit setelah seminggu dirawat di sana. Berkat itu, aku bisa segera mengunjungi Sintia dan melihat keadaannya secara langsung. Sebenarnya Dito melarangku untuk melakukannya, takut kondisiku menurun lagi. Akan tetapi keras kepalaku membuatnya terpaksa menuruti permintaanku.
"Awas saja kalau nanti setelah Kamu masuk ke sana, keadaanmu jadi buruk lagi. Aku tidak akan menuruti kemauanmu lagi nantinya meskipun Kamu merengek sejadi-jadinya," gertak Dito ketika aku dan dia mau masuk ke dalam area lapas.
Sayangnya dengan berbagai alasan, kami tidak bisa mengunjungi Sintia sampai sidang digelar. Mau tidak mau aku harus bersabar menunggu hingga sekitar 2 minggu ke depan.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Dito mengkhawatirkan keadaanku.