Aku masih saya mengomeli Andra meskipun tahu dia masih lemah karena baru sadarkan diri setelah mengalami masa kritis efek over dosis. "Maaf Aku malah terus-terusan memarahimu, padahal Kamu sedang berjuang untuk pulih kembali," ucapku merasa bersalah.
"Tidak apa-apa. Aku tahu kok kalau marahmu itu karena mengkhawatirkanku. Maaf karena merusak momen bahagia dihari ulang tahunmu," kata Andra merasa bersalah.
"Tak perlu memikirkanku, pikirkan saja bagaimana kesehatanmu. Tolong jangan bertindak bodoh dan nekad seperti ini lagi. Memangnya Kamu mau melihat Karin sedih setelah apa yang telah dilaluinya bersamamu? Kamu tahu sendiri kalau saat ini hanya Kamu yang dia miliki satu-satunya. Mama dan papamu bahkan tidak pernah memikirkan kalian lagi, kan?" Aku mencoba menyadarkan Andra lagi dengan posisinya yang sangat berharga bagi adiknya.