Aku masih saja terngiang-ngiang wajah Andra yang terlihat sedih dan pasrah, lalu pergi menjauh dariku dan orang-orang yang memberi kejutan untukku. Sepertinya dia ingin mengucapkan selamat padaku, tetapi takut jika bergabung bersama kami malah akan merusak suasana. Daripada aku terus menerus kepikiran, aku memutuskan untuk mengirim pesan padanya.
"Malam, Ndra. Maaf bukannya mau terlalalu percaya diri, tapi apa Kamu barusan datang ke kosku? Soalnya sepertinya Aku melihatmu," tanyaku ingin memastikan bahwa aku tidak salah lihat.
"Iya, Kamu benar. Yang Kamu lihat memang Aku yang tak berani muncul di hadapanmu dan orang-orang yang ada di sana," ungkap Andra terdengar murung.
"Kenapa memangnya? Seharusnya Kamu gabung saja dengan kami. Makin ramai malah makin seru kok," ungkapku mengajaknya untuk bergabung.