Rintik hujan yang turun menemani perjalananku dari kampus menuju ke kantor tempatku bekerja. Hari ini papa Danu dan mama Lidya beserta Ica akan terbang ke Belanda untuk menghadiri wisuda Dito. Malam setelah pertemuan terakhirku dengan mama Lidya, beliau berpesan untuk jangan sampai aku mengabaikan kebahagiaanku sendiri demi kebahagiaan orang lain. Entah apa maksudah yang sebenarnya ingin disampaikan olehnya, aku hanya mengiyakan saja.
Mengingat perkataan mama Lidya waktu itu, sepertinya aku mulai tersadar bahwa yang dia maksud adalah jangan sampai demi mempertahankan hubunganku dengan Andra dengan rasa tidak enakku padanya dan ingin membuatnya bahagia, aku malah lupa untuk membahagiakan diriku sendiri. Aku saja lupa kapan terakhir kali menjalani hubungan dengan perasaan tanpa beban. Dibandingkan sekarang yang setiap bertemu dengan Andra, dia hanya bisa mengucap kata maaf padaku. Entah puluhan bahkan ratusan kali dia sudah mengucapkan kata maaf itu untukku.
