Aku hampir mulai memikirkan pendapat Nada tentang putus dari Andra. Sepertinya jika dia terus memperlakukan aku seperti orang lain, aku akan minta putus saja darinya. Kecuali kalau dia mau mengutarakan alasan apa yang membuat dia begitu berat menceritakan tentang keluarganya, meskipun itu sekedar informasi umum yang seharusnya bukanlah hal yang patut dirahasiakan.
Setelah cukup lama mengobrol dengan Nada di telepon, akhirnya mama Lidya sudah sampai di depan indekosku lengkap dengan Pak Jamal yang sudah mengantarkan kami keliling kota Bandung. "Yum, Mama sudah di depan, ya?" kata mama Lidya memberi tahuku kalau sudah sampai.
"Baik, Ma … mohon tunggu sebentar. Sebentar lagi Yumi keluar," jawabku sambil bergegas keluar dari kamar dengan beberapa barang bawaanku.
Setelah bertemu dengan mama Lidya, lagi-lagi aku mendapatkan pujian darinya. "Aduh, anak cantikku akhirnya bisa bertemu juga denganmu!" ungkap mama Lidya senang bertemu denganku.
