Ternyata apa yang dikatakan Bu Nilam benar bahwa pegawai lain berpikir bahwa aku adalah selingkuhan papa Danu, Direktur Utama mereka. Meskipun sudah berubah, mungkin papa Danu belum bisa mengahapuskan citra buruk yang sudah tertanam pada dirinya. Citra buruk yang kumaksud adalah sifat ganjennya dan suka berhubungan dengan wanita lain.
"Eh, itu ya yang katanya selingkuhan Bos besar? Biasa saja tuh, malah masih kayak bocah. Masak selera Pak Bos serendah ini sih?" ungkap salah satu pegawai yang sedang membicarakanku. Meskipun duduk agak menyendiri dari mereka, aku masih mendengar percakapan mereka dengan sangat baik.
Ingin rasanya aku langsung menjelaskan siapa aku sebenarnya dan bagaimana aku bisa bekerja di sini, setidaknya seperti yang sudah kusampaikan kepada bu Nilam sebelumnya. Tapi rasanya kok akan aneh. Karena mereka tidak bertanya padaku seperti bu Nilam menanyaiku. Sehingga, aku memilih untuk diam saja pura-pura tidak tahu bahwa mereka sedang membicarakanku.