Demi masa depan Andra, aku harus bisa menjadi pacar yang pengertian untuknya. Aku tidak mau menjadi perempuan yang egois lagi. Biarlah Sintia mencoba berbagai cara untuk mendapatkannya. Aku yakin Andra bisa mengatasi sikap Sintia yang seperti itu.
Sebagai anak manja yang bergelimpangan harta, seperti itulah sikap Sintia. Dia akan melakukan apa saja atas apa pun yang dia inginkan. Kupikir itu berlaku hanya untuk barang dan pekerjaan saja, ternyata berlaku juga untuk manusia yang tidak lain adalah Andra.
Selama aku berbicara dengan Sintia melalui telepon, ternyata Dito sudah menunggu di belakang. Aku baru sadar setelah menoleh dan berniat untuk berjalan masuk ke dalam vila keluarganya. "Lo, kok di sini?"
"Iya, sudah dari tadi malah. Maaf Aku mendengar semuanya. Awalnya Aku mau memberi tahumu kalau Mama sudah siap. Tapi ternyata Kamu sedang bertengkar dengan Sintia," kata Dito padaku.