Suasana yang tidak nyaman antara papa Danu dan Dito membuat aku kena imbasnya. Aku memutar otak untuk bisa keluar dari situasi ini. Jadi aku mencoba mengajak mereka mulai menyantap makanan yang sudah dibekalkan oleh mama Lidya.
"Sudah … sudah … tidak perlu mempermasalahkan masa lalu. Yang pentingkan hari ini dan hari esok," ungkapku mencoba memperbaiki suasana. Tapi tanpa kuduga, papa Danu ingin menanggapi ucapan Dito tentang kebiasaan lamanya yang mengajak perempuan lain makan bersama.
"Itukan masa lalu Papa. Dito masih sulit memaafkan Papa ya? Papa sudah meminta maaf padamu, juga mamamu. Memang sulit mengobati luka hati kalian, terutama Kamu yang memang dari dulu tidak begitu dekat dengan Papa. Tapi Papa tetap berharap usaha yang Papa lakukan selama ini setidaknya bisa mengurangi sedikit luka hati yang telah kugoreskan," kata papa Danu yang tengah memohon maaf pada Dito, anaknya.