"Serius?" tanya Angga dengan surprise.
"Ya seriuslah, Ngga. Aku antar dia sampai rumah, bareng sama Ayah-Ibunya." Dengan lagak biasa saja, Evan menjawab.
"Widihhhh … gercep ya, Pak."
"Apaan sih, Ngga," sahut Evan sambil meninju pelan lengan sang sahabat yang sedang menyetir. Angga hanya terkekeh, lalu kembali mengalihkan padangannya ke depan.
Mereka sedang dalam perjalanan pulang, setelah menghadiri undangan makan malam yang diadakan oleh salah satu calon kolega yang berasal dari daerah tersebut. Evan tak sepenuhnya menikmati acara itu, karena dirinya begitu asik saling berbalas pesan dengan Lia. Karena hal itulah, Angga selaku Asisten Evan yang menjadi juru bicara sang CEO.
"Soalnya, dari acara mulai sampe selesai, ada yang nggak fokus sama sekali. Hape terus yang dibelai. Ckckck … CEO-nya siapa, yang jadi repot juga siapa."
"Wait what? Ya kan emang tugas kamu jadi juru bicara aku, Ngga. Gimana sih? Kamu nggak mau?"