"Biarkan aku pulang, Michael. Kau tak berhak memperlakukan seperti ini!" Ayu terus mengecam sikap kasar pria di sampingnya.
"Jawab pertanyaan, baru aku antarkan kau pulang!" ketus Michael tetap fokus mengemudikan mobil.
Ayu bersedekap, udara begitu dingin di dalam mobil ditambah permusuhan yang terjadi begitu saja di antara mereka berdua.
Gaun ini tidak bisa menyelamatkan dirinya, semua terbuka di mana-mana. Ia hanya ingin pulang berganti pakaian, menghangatkan diri dan memeluk putranya.
"Bukan urusanmu, siapa yang berbicara padaku tadi, dan mengapa aku tak mau menjawab teleponmu! Lagi pula kau sudah mau menikah, malah menyibukkan diri mengurus wanita lain!" balas Ayu kesal melirik pria itu sepintas.
Dengan santai Michael membalas ucapannya.
"Hubungan dengan wanita jalang itu sudah selesai. Sekarang, aku bebas menentukan pilihan hidupku sendiri. Hanya saja tinggal memberikan permainan akhir yang cantik bagi kedua bedebah itu!"
Pria itu tersenyum, pembalasan atas pengkhianatan cinta dan kepercayaan dirinya berlaku mulai hari ini. Ayu bergidik takut.
Michael pernah berbuat itu sebelumnya terhadapinya. Kembali mendekap tubuhnya sendiri.
Michael sungguh berbahaya punya kekuasaan dan kekuatan menghancurkan siapa saja termasuk Rara, gadis bodoh yang di manipulasi habis-habisan oleh Michael.
"Hei, kau kedinginan? Pakai jasku dulu, lagi pula kenapa pakai gaun terbuka itu. Aku tidak suka semua pria di gedung pernikahan tadi memandang dirimu begitu buas dan ganas!"
Michael langsung membuka jas untuk menutupi tubuh Ayu.
Kalimat terakhir yang membuat Ayu terkejut juga marah. "Aku bertemu adik papaku di sana. Kau jangan berpikiran macam-macam!"
Ayu membela diri dari tuduhan buruk itu.
Ia tidak tahu jika Michael termasuk dalam tamu undangan di sana. Gara-gara Om Irwan juga. Ayu harus bertemu pria jahat ini lagi!
"Oh itu Om-mu? Rasanya aku kenal, tapi lupa di mana pernah bertemu dengannya. Banyak tamu orang asing tadi, sebagian juga kolega papaku sebagai pengusaha, dan atase kedutaan asing. Makanya aku mewakili papa ke sana," Michael berterus terang.
Ayu tambah terperanjat. Mati aku! Mungkin saja pria itu mengenal Om Irwan!
Lalu bagaimana dengan rencana pelariannya? Eropa itu luas, Ayu! Kau memilih Perancis bukan Italia, tanah kelahirannya Mama Michael!
Michael menghentikan mobil di sebuah cafe. Memandang wanita di sampingnya, lalu mengajak keluar.
"Kau membutuhkan minuman hangat, atau menginginkan aku menghangatkanmu?" candanya serius.
Mata Ayu langsung melebar, pria ini benar-benar gila. Jas mahal untuk menutupinya dilemparkan ke wajah tampan Michael dengan kesal.
"Brengsek! Aku ingin pulang sendiri!"
Terburu-buru ia membuka pintu mobil, tapi Michael menahan pintu kembali tertutup.
Hufff--- Tubuh Michael bergesekan dengannya. Ayu menarik mundur tubuhnya ke belakang, tidak bisa! Ia terikat seatbelt, tidak dapat bergerak ke mana-mana.
Wajah Michael begitu dekat, hangat nafasnya ia bisa rasakan.
"Kau cantik sekali malam ini, Ayu!" puji Michael di telinganya. Wanita ini seperti tidak asing bagi Michael.
Sekali lagi, wanita mungil ini menghindari dari tatapan tajamnya. Selalu begitu! Apa aku ini monster bagi dirimu, Ayu!
Seseorang mengetuk kaca mobil mereka. Alano Putra Prasojo!
Michael menekan tombol otomatis menurunkan kacanya. "Hei bro, sedang apa kau di sini?" tanyanya serius.
Adiknya masih memandang mereka berganti-ganti.
Alano bingung malah balik bertanya, "Apa yang kalian berdua lakukan di sini, huh!"
Ayu harus menjawab dengan jujur. Alano bisa salah paham mengenai kejadian ini. Semua akan lebih ruwet jika ia berbohong.
"Aku bertemu kakakmu, Michael di sebuah pesta pernikahan yang sama. Ia bersedia mengantarku pulang."
Alano tidak yakin dengan jawaban wanita itu. Jika kalian mau pulang, kenapa harus mampir ke sebuah cafe! Wanita pembohong!
Matanya tak berhenti memandang mereka di dalam mobil, perselingkuhan keduanya cukup jelas.
Ia memutar tubuhnya. Membuka pintu mobil dan menarik kerah Michael tiba-tiba.
"Kau gila, Michael! Kau sudah bertunangan dengan Veronica Young, kenapa harus pergi dengan wanita lain!"
Michael tidak terima sikap lancang adiknya, kedua tangan Alano ditepis kuat. Dan satu pukulan mendarat di wajahnya. Ayu berteriak keras melerai keduanya.
Tubuh Alano jatuh ke tanah, bibirnya berdarah.
Michael lebih besar dan kekar darinya. Ayu berlari menolong Alano, tapi tangan mungilnya ditepak begitu saja.
"Kau wanita sialan, merusak hubungan kakakku dengan tunangannya. Tidak tahu malu! Wanita penggoda! Tak ada seorang pria pun tertarik kelakuan busukmu itu!"
Fitnah Alano meluncur bertubi-tubi menerjang wanita mungil di depannya.
Oh Tuhan! Kata-kata itu sangat menyakiti perasaannya! Air matanya mulai mengalir tanpa disengaja. Kedua tangan menutupi mulutnya. Ayu tak ingin membalas.
Michael mulai menghajar adiknya lagi. Tapi Ayu tidak peduli, berlari memanggil taksi dan pergi.
Semua yang telah diucapkan Alano, hampir persis dikatakan Michael sebelumnya ke dirinya. Wanita sialan, penggoda, tak tahu malu, berkelakuan busuk!
Masih banyak lagi yang dilontarkan dari mulut mantan suami yang kejam dan kasar saat 10 tahun yang lalu.
Derai air mata terus mengalir deras sampai tiba di kamarnya lagi. Isakan tertahan di atas bantal.
Mengapa semua harus terjadi lagi! Padahal Ayu sudah berusaha menghindari pria yang pernah menyakiti dirinya.
Kini mantan adik iparnya ikut berbuat sama, menuduhnya tanpa bukti! Kehidupan ini memang tidak adil dan berpihak padanya. Ayu harus pergi secepatnya!
***
Alano duduk terdiam di teras cafe bersama kakaknya, Michael.
Kejadian tadi tidak harus terjadi jika ia tidak terlalu emosi, cemburu tepatnya!
Ia tidak senang Ayu dekat dengan Michael. Sementara kakaknya sudah bertunangan dengan Veronica Young.
Pantas saja calon kakak iparnya marah-marah bertanya atas perubahan sikap Michael belakangan ini. Malam ini pun Alano menyaksikan sendiri.
Ternyata benar kata Veronica, kakaknya tak mempedulikan model cantik itu lagi!
Michael berang dan geram menatapnya, "Mulutmu sungguh berbahaya, Alano! Kau menuduh wanita itu tanpa bukti. Kecemburuanmu tidak pada tempatnya!"
Adiknya mengelak, walau bibirnya sudah berdarah dihajar kakaknya sendiri.
Tapi yang ia lihat tadi adalah nyata. Michael dan Ayu saling berdekatan di dalam mobil.
"Kau memutar balikkan fakta, Michael! Yang aku saksikan tadi, kalian berciuman!"
BURBB!
Gelas berisi minuman ditumpahkan Michael langsung ke wajah adiknya.
"Hentikan pikiran busuk itu! Kau pasti mendengar kebohongan dari mulut beracun Veronica, huh!"
Alano terkejut, tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi antara Michael dan tunangannya. Veronica Young tadi siang datang ke kantor sambil menangis.
Gadis cantik itu menceritakan kakaknya mengabaikan dirinya saat menginap di apartemen semalam. Mengambil alih pesta pernikahan, menutup sebagian akses keuangan yang diberikan untuknya.
Michael mengusir dan mengancamnya. "Pulanglah, urus dirimu sendiri, Alano! Aku peringatkan kau sekali lagi menjauhi Ayu!"
Langkah panjang Michael langsung meninggalkan adiknya yang brengsek sendirian. Ia menutup keras pintu mobil, melajukan kendaraan tanpa menoleh ke Alano lagi.
Tangan Michael sibuk menekan nomor panggilan Ayu, tapi tidak bisa dihubungi. Beberapa kali dicobanya lagi. Pesannya tidak terkirim, wanita itu mematikan gawai.
Bedebah Alano!
Adiknya telah mengacau malam ini. Mengacaukan rencana yang sengaja melibatkan wanita itu membalas sakit hati dirinya ke Veronica.
Alano telah dicuci otak lebih dulu oleh wanita jalang itu.
Hubungan kakak beradik makin terpecah, mereka berseteru larut dalam permainan Bima Mahardika, kekasih asli Veronica.
Michael bertekad akan segera membalas. Nama baik keluarganya dipertaruhkan, dan harus dilindunginya.
Ia memang sengaja menutup semua akses keuangan Veronica.
Beberapa aset miliknya diam-diam sudah ditarik kembali, termasuk apartemen dan mobil mewah dalam waktu dekat ini.
Michael membuat wanita jalang itu miskin, tanpa bantuan darinya lagi. Pundi-pundi uang di bank, deposito, credit card semua segera di tutup secara perlahan, tapi pasti.
Malam ini ia tidak tinggal di apartemen yang semalam Veronica datangi.
Kekuatan Michael Putra Prasojo telah melampaui pemikiran wanita keparat itu. Ia membeli penthouse baru yang tidak akan pernah di datangi wanita mana pun lagi.
Menutup akses agar tidak seorang memanipulasi dirinya kedua kali.
Dering gawai berbunyi sesaat ia akan menaiki lift menuju penthouse. Panggilan dari Veronica! Suaranya tetap sama menyembunyikan racun dalam mulutnya.
"Sayang, kau ada di mana? Apa yang terjadi dengan Alano, mengapa kau memukul dirinya?" tanya Veronica memburu.
Michael memijit pelipisnya. Adiknya mengadu ke wanita keparat itu!
Ia menjawabnya begitu tenang. Wanita di ujung sana harus dipedaya semaksimal mungkin agar saat jatuh, sakitnya melebihi dari yang ia rasakan saat ini.
"Hanya salah paham, aku mengajari dirinya tentang tata krama saja. Ada apa kau meneleponku malam-malam begini?" Michael pura-pura perhatian.
Drama Queen sedang melancarkan mulut manis terdengar sedih mendayu-dayu. "Sayang, mengapa kartu kreditnya tidak berfungsi? Aku jadi malu saat belanja tadi, ATM-ku juga tidak bisa menarik uang!"
Semua karena uang! Veronica tidak pernah tulus mencintainya. Michael hanya mesin ATM bagi dirinya. Menyedihkan!
"Tenanglah sayang, mungkin itu ada kesalahan. Besok aku akan perbaiki semua. Tak lama lagi kita menikah, semua milikku akan menjadi milikmu juga."
Suaranya begitu terdengar mengalah demi wanita jalang itu. Dan pekikan gembira tertahan di ujung sana.
Michael sedang memainkan kartu As-nya.
***