Swan itu lah namaku dulu sebelum ibu ku masih ada,aku tidak perna berpikir akan menjadi seperti ini.ya untuk pertama kali nya aku di tinggal oleh seorang ibu aku merasakan kesedihan yang dalam aku tidak akan berpikir aku bisa mamdiri atau tidak yang ku pikirkan ini seperti mimpi buruk dan aku harus bangun aku harus bangun tapi besok nya mimpi ini tetap ada dan nyata.
semua dari kalangan keluarga teman dan saudara mereka semua mengucapkan kata sabar tapi mereka tidak di posisi yg saya rasakan apakah mereka bisa sabar? mungkin tidak karna manusia lebih banyak menghasilkan suara ketimbang bukti dan pada saat itu saa berpikir sambil melihat mayat ibu saya,di pikiran saya "apa makna kehidupan ini apakah sekedar untuk kematian atau hanya untuk saling melengkapi jika hidup untuk saling melengkapi lantas bagai mana jika mereka meninggal kan dunia apakah tetap bisa melengkapi atau harus cari yang baru" itu lah isi pikiran saya.
setelah saya memakamkan ibu saya,saya mulai berpikir berusaha ingin mandiri dimana saya harus bisa mandiri dan menjalani aktivitas seperti biasa,ya membiasa tanpa seorang ibu,tahap awal yang harus saya biasakan adalah bangun pagi untuk sekolah hari pertama hari ke dua hari ke tiga semua berjalan normal dan seminggu kemudian aku bosan dan lelah untuk membiasakan mandiri semua jadwal yg ku atur mulai berantakan ini melelahkan aku mulai berantakan dan tidak terkendali oleh kebiasaan yang tidak ku inginkan
Beberapa minggu kemudian aku mendapatkan kerjaan,sekolah sambil kerja ku kira menyenangkan nyatanya menyulitkan tapi terus ku jalani karna aku butuh uang terkadang membuat pikiran ku stres di sini awalnya aku kenal rokok ternyata benar rokok menghilangkan stres.ya stres memikirkan kenapa aku harus begini senakin lama aku semakin prustasi aku mengenal dunia gelap yg kejam dan aku menjadi pemabuk suka marah dan terkadang hilang kendali
Setiap malam aku keluar menyaksikan bintang di langit sambil memegang botol miras di tangan,aku pernah bertanya pada diri kuh sendiri "apakah masih ada masa depan yang indah di diriku" itu pertanyaan ku setiap malam dan aku selalu sendirian tanpa siapapun,aku tidak pernah percay pada siapapun sekali pun itu keluarga ku yg ku percaya hanya kakak ku.aku selalu belajar harus lebih kuat dan berani untuk bisa melindungi kakak ku
Walaupun aku menyayangi kakak ku tapi kami sering berkelahi ya kadang pun jika kami sudah di kuasain setan kami berpikir untuk saling membunuh,kejadian yg paling ku ingat ketika kakakku melempar pisau dan itunyaris terkenah oleh ku ya, sampai sekarang suaranya pisau terbang di telingah ki masih teringat ya walaupun begitu aku tetap menyayanginya,aku sebagai pria sejati selalu menahan emosi dan mencari pelampiasan di luar dengan cara berbagi rasa sakit dengan berbuat onar tak heran aku dulu selalu bermasalah di sekolah mau pun di luar sekolah.ya begitu lah dunia tanpa kasih sayang orang tua kita tidak tau harus bagaimana dan akhirnya aku menemukan seorang teman di luar.