"Kamu juga tidak pakai kekuasaan buat cari tahu sendiri."
Martin angkat bahu acuh. Lyra hanya senyum lihat kelakuan lelaki itu. Maksudnya senyum kecut. Lama-kelamaan Martin buat tensi darah Lyra membeludak. Bukan hal baru lagi sih, bakat Martin selain hebat di ranjang dan menyabet gelar CEO terkemuka, bakat lain tersembunyi adalah membuat Lyra kesal dan marah.
Terhadang Lyra terpikir bisa-bisanya ia bertahan dengan sikap Martin padahal mereka harusnya ia tidak menyukai lelaki. Lyra membenci Martin!
Sebisa yang Lyra mampu, ia pukul kepala Martin. Jadilah Martin pegang bagian kepalanya yang terasa sakit.
Sembari melakukan itu, Lyra senyum. Biarlah Martin merasakan rasanya sakit. Lyra paling suka lihat Martin menyesal. Entah sih, Lyra suka aja gitu.
"Kau apa-apaan sih, sakit tahu gak."
"Kamu meremehkan kekuasaan aku, ya jelas aku marah." Lyra pasang wajah julid.
