Taph. Lyra tatap kedua bahunya yang dipegang Martin. Lelaki itu kurang ajar.
"Secara tak langsung Ly. Kau tidak menyuruh secara langsung, ucapanmu yang membuat Gin terpikir balas dendam. Walau bagaimanapun Gin masih kecil. Harusnya kau berpikir masing-matang sebelum bicara dengan anak kecil. Walau bagaimanapun anak kecil tetaplah anak kecil. Mau pemikirannya sedewasa apapun, anak kecil tetap anak kecil."
Sakit hati dengar ucapan Martin, tentu. Sayang sekali akal sehat bilang ucapan Martin benar. Lyra tak dapat menampik.
"Oke." Lyra mengangguk paham. "Biar aku selesaikan sendiri. Kau tak usah ikut campur," final Lyra.
Dapat wejangan, Lyra cukup tahu diri.
Merasa cukup, Lyra hendak pergi ke kamar mandi. Tak terpikir oleh Lyra pergi ke dukun, Lyra ingin selesaikan sendiri, tak lebih. Setidaknya saat itu Lyra belum terpikir, tidak tahu ke depannya apakah dilakukan.
Sret.