Lyra dan Cathrine di rumah Jinan. Lyra paksa Cathrine untuk ikut bersamanya. Mau tak mau tahu orang itu harus ikut.
Catherine bersikeras di luar, alhasil Cathrine hanya di teras rumah. Di sana ada kursi. Mumpung ada, Lyra bisa pakai tempat itu duduk. Lyra minta bibi asisten rumah menyiapkan cemilan untuk ia dan Catherine.
Kalau Cathrine tak mau masuk, di luar pun tak masalah. Lyra tahu pasti Cathrine sakit hati.
"Kak, kok tiba-tiba keluar? Kakak gak ngabarin aku lagi."
Catherine tak bicara apa-apa. Tak jauh dari mereka Martin menyender di pintu rumah. Tatapan lelaki itu sinis.
Catherine menghela napas. Martin Sida mirip penguntit menyebalkan. Yang diintilin tak melakukan apapun sebab terjebak keadaan.
"Aku gak mau bicara kalau masih di sini. Lihat tuh ada tuyul bongsor memperhatikan kita terus."
"Jaga mulut kamu Cath. Mau ku potong lidahmu?"
Catherine berdecih. Sementara itu tangan mengambil kue kering. Rugi makanan sudah disiapkan tapi gak dimakan.