"Sialan."
Lyra mengerutu. Malam itu sudah belasan kali Martin dengar Lyra mengumpat. Ditambah tadi siang, walau tidak menghitung Martin yakin sudah puluhan kali Lyra mengumpat.
Sejak hamil, Lyra jadi sering mengumpat. Padahal dulu sebelum hamil, Lyra adalah perempuan baik-baik. Orang itu hanya merepotkan. Otak Lyra masih sangat polos hingga tak jarang bertindak bodoh.
Kalau pada diri Lyra, sikap bodoh dan polos tidak berbeda jauh. Antara sikap polos dan bodoh itu sebelas dua belas. Tidak terdapat perbedaan mencolok.
Begitulah seorang Lyra.
Martin muak dengar umpatan Lyra.
"Berhenti mengumpat. Kau pernah dengar aku mengumpat puluhan kali dalam sehari?"
Lyra menatap Martin dengan bibir mencibik kesal. Saat itu mereka sedang berada di tempat tidur. Saling berbagi selimut. Lyra menepatkan guling di antara mereka sebagai pembatas. Lyra gak mau dekat-dekat Martin.