Sesampainya di depan UKS Ziah langsung masuk tanpa bicara dulu kepada Naufal, dan Naufal pun sudah pergi, Ziah berjalan ke arah brankas tidak lama temannya datang.
"Ziah kamu kenapa? Ko bisa seperti ini? Kata Naufal tadi kakimu disandung sama Si Vika ya?" tanya Ara bertubi-tubi tanpa henti.
"Ara salam dulu napa, Alhamdulillah aku nggak kenapa-kenapa cuma sakit dikit sih itu juga nggak parah," jawab Ziah sambil mengelus-ngelus kaki yang terkena luka.
"Eh iyya assalamu'alaikum Ziah, aneh aku sama si Vika apa untungnya gituh jatuhin kamu kayak ginih," ucap Ara terus saja ngomel tapi aku hiraukan.
"Udah lah biarin aja sekarang ayok bantu aku obatin." Ucap Ziah, Ara langsung mencari kotak perban dan mengobati kaki ku.
"Aww sakit Ara pelan-pelan dong," lanjut Ziah meringis.
"Ya masa harus di manjain sih Ziah, ini aku udah pelan banget soalnya aku juga ngeri kalo liat darah keluar rasanya tuh pengen pingsan tapi demi kamu apa sih yang nggak."
"Hmm kamu tuh yah, pantes deh kalo jadi tukang ghosting," ucap Ziah cengengesan.
"Kamu mah kayak gak kenal aku siapa aja dalam ngeghosting bisa dicoba. Aku pernah ghosting bikin mental seseorang down gara-gara aku ghosting,"ucap Ara dengan membanggakan dirinya.
"Hm gitu aja bangga Ara-ara giliran tugas belum dikerjain raja nyonteknya keluar, tapi jangan keseringan gak baik juga buat kesehatan dia," ucap Ziah cekikik.
"Haduh bawa-bawa tugas lagi ziah ini, gapapa lah nanti juga sembuh."
"Emm emang nya gampang gituh buat menyembuhkan hati? Gak semudah yang dibayangkan Ara."
"Eh sejak kapan kamu tau arti sakit hati? Kamu pernah ya di ghosting?" ucapnya menujuk kepada Ziah.
"Enggak pernah lah mana ada aku pernah di ghosting berhubungan sama lawan jenis saja nggak."
"Boong ya?" terus saja memojokkan Ziah.
"Enggak ih Ara aku gak pernah."
"Terus tadi si ketua osis siapa kamu ayo?"
"Ehh itu … " ucap Ziah digantung dan itu membuat Ara senang karena menggoda.
"Siapa tercyduk nih, seorang Ziah berhubungan sama lawan jenis," ucapnya terbahak.
"Ih dia cuma bantu aku."
"Gak percaya aku," terus saja dia menggodanya.
"Ya udah nggak apa2 nggak percaya juga nggak minta dipercayain ko," ucap Ziah dengan nada sedikit marah.
"Emmm gitu aja ngambek iyya, aku percaya ko," ucapnya masih tertawa.
"Udah belum Ra? Kita ke kelas yu," ajaknya.
"Kamu lagi sakit ginih masih mau belajar Ziah."
"Ini cuma sakit dikit ko nggak berlebihan lagian aku jenuh disini."
"Hadeuh keras kepala kalo bukan temen udah aku tinggalin,"ucapnya menggerutu tapi masih bisa didengar.
"Apa mau ninggalin? Ya udah tinggalin aja," marahnya.
"Iyya Ziah nggak ngmbek mulu deh heran, sini aku bantu," ucapnya mengulurkan tangannya. Ziah menerima bantuan dari Ara dan mereka pun pergi ke kelas.
***
Ketika tepat di depan kelas temen sekelas langsung melirik ke arah Ziah dan Ara mereka pun bicara.
Ziah kenapa kamu?
Apa yang sakit Ziah?
Makanya kalo jalan liat-liat Ziah
Dan masih banyak lagi, Ziah merasa seperti seleb di kelas aja udah seperti itu apalagi kalo 1 sekolahan yang liat, Nisa langsung menghampiri mereka berdua.
" Ziah kamu kenapa? Ko bisa kayak ginih? Siapa yang bikin kamu kayak ginih?" Nisa bertanya beruntun.
"Is orang baru datang juga Nis," ucap Ara memapah ku sampai aku duduk dibangku.
"Kamu juga kayak gitu tadi," ucap Ziah
"Hehe maaf Ziah."
"Huh dasar," ucap Nisa mengejeknya.
"Apa?" ujar Ara tak mau kalah.
"Is diem gak dimana-mana kalian tuh," ucap Ziah yang udah pusing dengan tingkah mereka berdua.
Tringg tringg tringg
Waktunya jam pulang semua siswa siswi bersiap-siap dan pelajaran akan dilanjutkan dengan hari besok.
"Ziah kamu pulang nya gmna?" tanya Ara yang lagi siap-siap mau pulang.
"Kayak nya aku telepon Abi deh, buat jemput aku, " jawabnya langsung mengeluarkan hp.
"Oh gituh ya udah kamu telepon dulu," ucapnya.
"Eh Ziah kamu mau pulang gmna?" tanya Nisa.
"Aku sama Abi, kamu duluan aja Nis karena ada Ara yang nemenin aku," jawab ku.
"Oh gituh ya udah aku pulang duluan ya, jaga baik-baik, Ara cantik," pesannya pada Ara.
"Iyya pasti," kata Ara mengeluarkan 2 jempol.
Setelah itu Nisa langsung pulang dan Ziah langsung menelepon Abi dan teleponnya langsung terhubung.
"Assalamu'alaikum abi."
[......]
"Abi bisa jemput aku gak? Kaki ku tadi keseleo jadinya aku agak pincang dikit Bi sakit banget geraknya."
[......]
"Iyya Abi aku tunggu di gerbang ya, assalamu'alaikum Abi."
[......]
"Yuk Ra kita nunggu didepan gerbang," ucap Ziah, mereka pun langsung berdiri dan berjalan menuju gerbang. Abi datang dengan mobilnya yang berwarna hitam. Abi bergegas menghampiri kami berdua.
"Assalamu'alaiku Ziah, ayok sekarang kita pulang nanti Ummi obatin kaki mu, dan nak Ara kamu ikut, Abi akan mengantarkan mu dulu setelah itu kami pulang!" perintah Abi dengan lembut.
"Makasih Abi, tapi sebelumnya ini nggak ngerepotin Bi?" tanya Ara.
"Enggak nak ayok," jawab Abi.
Didalam mobil hanya keheningan yang menyapa mereka. Tak ada satupun yang berbicara semuanya pokus pada mikiran masing-masing begitu pun Ziah.Tapi baru saja 5 menit Abi membuyarkan lamunan.
"Ekhem ko sepi ya?" tanya Abi.
"Runititas disekolah membuat kami capek Bi, aku pengen mengistirahatkan tubuh ku in,i" jawab Ziah tak bergairah.
"Oh ya udah nanti langsung istirahatin," saran Abi.
"Iya Bi" jawabnya.
Keheningan pun datang lagi Ara hanya diam memaikan hp nya.
"Alhamdulillah udah sampai nak Ara," ucap Abi.
"Alhamdulillah makasih Abi, cepet sembuh ya, Ziah assalamu'alaikum," ucap Ara turun dari mobil.
"Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh," ucap kami berdua melajukan mobil.
Ziah tidur dan ketika dia terbangun dari tidur,dia hanya sendirian didalam mobil entah sejak kapan mobil berhenti dan entah sejak kapan dirinya tidur, Ziah mengumpulkan nyawa untuk bangun dan baru sadar bahwa Abi ninggalin aku.
"Aduh Abi ini maen tinggal aja, belum tau apa rasanya ditinggalin atau belum tau ya rasanya ditinggalin Ummi, kebangetan Abi ini jadi kesel deh," ucap Ziah berusaha turun dari mobil.
"Ummi tolongin Ziah susah Mi," lanjutnya sambil menjerit membuat Ummi datang.
"Iyya sayang sini Ummi bantu," ucap ummi menghampiri dan membantu.
"Kebangetan Abi tuh ninggalin aku ish," marahnya.
"Tadinya mau Ummi bangunin tapi kata Abi biarin dulu aja kesian kecapean gak tega harus dibangunin gituh kata Abi," jelas Ummi.
"Oh gituh, perhatian banget Abi aduh makin sayang deh," ucapnya ketawa kecil.
"Hmmm tadi ngambek terus jadi sayang, udah sekarang kamu ke kamar bersih-bersih nanti Ummi ke kamar kamu ambilin makan udah makan istirahat biar besok nggak lesu!" Perintah Ummi.
"Siap Ummi," ucap ku hormat.
Ziah berjalan sendiri ke kamar karena Ummi ke dapur setibanya di depan pintu kamar Ziah baru inget kalo Abi mau ngomongin sesuatu.
"Abi tadi pagi mau ngomong apa ya? Nanti malem aku tanyain deh" ucapnya pada diru sendiri.
Ziah bersih-bersih karena sangat penat sama kegiatan tadi di sekolah meskipun tidak ada guru yang datang tapi rasanya capek banget.
***
Kini Ziah sedang berbaring memainkan hpnya. Tok tok tok. Ziah membuka pintu dan tertanya itu Ummi sambil membawa makanan.
"Makan dulu sayang biar gak sakit!" Perintahnya menyodorkan makanannya.
"Makasih Ummi cantik," ucap Ziah menerima makanannya.
"Iyya nanti udah makan kebawah ya, ada yang ingin Abi mu bicarakan," ucap Ummi
"Iyya Ummi In Syaa Alloh Ziah kebawah, emangnya Abi mau bicara apa mi?" tanya Ziah penasaran.
"Ummi juga nggak tau nanti aja, udah makan dulu gih!" ucap Ummi meninggalkan.
Ziah meutup kembali pintu dan dia makan makanan yang tadi umi bawa.
***
Ziah kebawah mengunjungi Abi, dan ternyata dibawah sudah ada Abi dan Ummi yang lagi nonton tv.
"Assalamu'alaikum Abi Ummi," ucapnya langsung duduk di sofa yang kosong.
"Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh," ujar mereka.
"Abi katanya mau bicara ada apa Bi? Kayak serius banget nih," ucap Ziah semakin penasaran. Abi membenarkan cara duduknya dan dia akan mulai bicara.