Nana mendengus kesal, sudah 20 menit lamanya tapi anak buahnya itu belum berhasil melacak secara pasti di mana lokasi Rizal. Setelah mendapatkan lokasi pertama, ternyata di sana adalah sebuah taman kecil yang berada di bagian selatan kota yang cukup jauh dari kediaman Wijaya.
Memang, saat menghubungi Alan, posisi Rizal sedang berada di sekitar sana untuk membeli sarapan. Nana yang gusar menyandarkan tubuhnya lagi di atas kursi kecil di taman itu. "Segera cari lagi. Bagaimana pun caranya."
Pria itu memutar otak, dia harus segera mencari cara jika masih menyayangi nyawanya sendiri. Diraihnya ponsel Alan segera, lalu dia segera menghubungi Rizal dengan ponsel itu. Ada panggilan pertama pria itu tidak menjawabnya, namun saat dia kembali mencoba untuk kedua kalinya, Rizal menjawab dengan napas sedikit terengah-engah.
"Halo, Lan. Maaf, aku sedang di bawah tadi. Kau masih di mana? Jadi beli atau tidak? Kalau tidak, biar aku yang be—"
