Amelia menyeka air sisa air matanya yang mengering, bahkan sebagiannya masih membasahi pelupuk matanya. Emily yang setia menunggu memilih untuk pergi ke sebuah mini market membeli beberapa kebutuhan rumah yang memang sudah habis.
Di hadapannya, Adit tengah tertunduk lesu, matanya sayu karena belum tidur selama beberapa hari sejak meninggalnya sang putri.
"Maaf," lirihnya tetap dengan kondisi tertunduk.
"Apa kau pikir maafmu bisa mengubah semua yang sudah terjadi menjadi lebih baik?"
Adit menggeleng pelan. "Tentu saja tidak."
"Kau sudah tahu jawabannya. Jadi, apa yang akan kau lakukan untuk menebus dosamu padaku dan juga anak kita? Andai saja kau membawaku pergi, tidak meninggalkanku begitu saja ... aku kalut, aku bingung harus berpegang pada siapa dan pada akhirnya terjebak seorang diri," jelasnya dengan berurai air mata.
