Anna mengurung dirinya di dalam kamar. Setelah selesai melakukan sesuatu, dia akan kembali masuk ke dalam kamar dan berdiam diri di sana seharian penuh.
Kondisi itu tentu saja membuat Inah bingung, apalagi sebelumnya Anna baik-baik saja dan berubah setelah pulang dari sungai bersama anak-anak yang biasa bermain di pematang sawah.
Hari itu, Inah mencoba untuk membujuk wanita itu bicara, dia sudah menyiapkan satu gelas teh hangat yang bisa menemani mereka bicara.
Tok tok tok'
Inah mengetuk pintu kamar Anna, tidak lama kemudian wanita itu keluar dengan wajah muram. "Ada apa, Nyai?"
"Apa boleh Nyai masuk?"
Sebenarnya Anna enggan, dia butuh waktu seorang diri dan tidak mungkin juga menceritakan soal Alexander pada Nenek dari kekasih barunya—Martin.
Namun, apalah daya, dia juga tidak bisa menolak Inah begitu saja tanpa sebab jelas.
"Silakan, Nyai."
Wanita tua itu masuk, lalu duduk di tepi ranjang yang sedikit reyot. "Kemarilah, Cah Ayu."