Tidiit ... Tidiit.
Suara notifikasi pesan masuk dari pager milik Anna berbunyi, sontak membuat rekannya yang lain terkejut karena wanita itu bisa memiliki benda mahal seperti itu.
Anna segera membaca pesan itu, lalu membalasnya dengan cepat. Tentu saja itu pesan dari Alexander, kekasihnya yang sudah menunggu untuk mengajaknya makan siang bersama.
"Ck ck ck ... hebat juga, Na. Bagaimana bisa kamu punya benda mahal ini?" tanya salah satu rekannya.
"Ah ... ini Alexander yang memberikannya."
Mereka terkekeh. "Apa kamu yakin dia membelinya dengan uang halal? Bukannya mencuri majikannya misalnya—"
"Jangan bicara omong kosong! Kalian tidak tahu apa-apa tentang kekasihku, jadi jangan menuduhnya sembarangan."
"Ya ... siapa tahu."
Mayang yang biasanya paling suka menggunjing Alexander hari itu hanya diam seribu bahasa. Setelah tahu status pria itu, tentu saja dia tidak akan berani berkata apa-apa lagi.
"May, sepertinya dia habis jual keperawanan," bisik rekannya.