Rose terus mengaduh kesakitan, apalagi saat kontraksi yang dia rasakan semakin intens terjadi. Sedangkan di luar sana hujan tidak ada hentinya turun, menutup akses jalan masuk dan keluar yang menyulitkan untuk melakukan evakuasi jika memang diharuskan operasi sesar seperti saat Yustina dulu.
"Rob ... sakit," rintihannya seraya menggenggam erat tangan Robert.
"Sabar Rose—"
"Aaaakkhhh!! Sakit," pekiknya lagi saat kontraksi itu kembali datang, meninggalkan luka pada pinggang, punggung dan juga perutnya yang mengencang.
Di hadapan Rose, satu-satunya orang yang bisa menolongnya tengah bersiap dengan peralatan seadanya. Bukan Dokter atau Bidan bersalin, melainkan dukun beranak yang biasa jasanya digunakan oleh warga sekitar.