Yustina menatap amplop cokelat yang Robert titipkan itu padanya. Dia penasaran ingin membukanya, namun pria itu begitu teliti karena menyegel amplop itu dengan sebuah lilin berstempel khusus.
"Sial, sebenarnya apa isi di dalamnya?" gumam Yustina seraya menyimpan kembali amplop itu ke dalam laci kerjanya.
Dia kembali mencoba menganalisis kembali semua jalan terbaik yang bisa dia lakukan, meski hasilnya belum bisa terlihat meski dia sudah mencobanya beberapa waktu terakhir.
Dia ingin mencoba mempercayai ucapan Robert, namun pria itu tidak bisa menjaminkan apa pun padanya, membuat Yustina ragu dan resah selama menunggu.
Tok tok tok ...
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. "Masuk."
Seorang petugas Office boy datang membawa serta gelas kosong dan juga air panas untuknya. "Ini, Nyonya."
"Tolong buatkan susu hamil untukku."
"Di sini, Nyonya?" tanyanya heran.
"Iya, di sini."
"B-baik, Nyonya."
