Robi duduk di samping sang Oma, lalu saat melihat cangkir teh Yustina kosong, dia segera mengisinya kembali.
"Apa tehnya enak, Oma?"
"Hm ... kamu mau mencobanya?"
Robi menggeleng pelan. "Oma tahu 'kan aku kurang suka teh."
"Padahal tehnya enak, sayang sekali."
"Maaf ya, Oma. Lain kali aku akan coba minum teh supaya bisa temani Oma minum."
Yustina meraih cangkirnya, lalu menyeruput teh yang Robi berikan. "Kenapa baru datang? Bagaimana bisa kamu tidak tepat waktu?"
"Bukan aku yang tidak tepat waktu, tapi Oma yang terlalu bersemangat datang lebih awal," godanya seraya menyandarkan bahu pada sang Oma.
Yustina tersenyum getir. Di saat seperti ini, dia terkadang goyah karena rasa sayangnya pada Robi, namun semua yang dia lakukan juga demi kebaikan semua orang termasuk Robi.
"Ayo kita makan dulu."