Mayang tertunduk lesu, di hadapan sang putra dia tidak bisa berkata-kata. Malu bukan main, citranya yang dikenal sebagai istri yang setia hancur sudah. Sedangkan Bram, hanya bisa menghela napasnya, bagaimanapun juga pria muda yang ada di hadapannya adalah anak biologis antara dirinya dan Mayang.
"Jelaskan padaku, apa semua ini benar?" tanya Robi lagi.
"Berapa kali kamu ingin menanyakan hal yang sama, Robi?" sela Bram. "Aku Ayahmu, kamu anakku, darah dagingku. May, sudahlah ... cepat jelaskan sejujurnya."
"Bram! Beri aku waktu, semua ini pasti ulit untuk Robi terima—"
"Kenapa?" potong Robi. "Kenapa Mami tega khianati papi? Puluhan tahun, Mam ... bukan waktu yang sebentar, bukan?"
"Bi, Mami tahu ini terdengar seperti mengada-ngada, tapi ... mendiang Alex tidak bisa memberikan sedikit pun kebahagiaan untuk Mami."