Hari semakin gelap, tapi para petugas kepolisian dan juga anak buah Nana masih saja begitu tekun mencari keberadaan Narsih dan juga keluarganya. Beruntung cuaca hujan, semua jejak kaki mereka tersapu air hujan dan tidak meninggalkan bekas. Hanya saja, cuaca yang dingin serta air hujan yang mulai merembes masuk menuju ruang bawah tanah, membuat Alan, Narsih dan juga kedua keponakannya menggigil kedinginan.
Tubuh mereka membeku, bahkan bibir mereka membiru karena dinginnya. Dalam hati, mereka berharap kalau semua orang di luar sana segera pergi atau mereka akan mati kedinginan. Di luar sana, Yustina mendengus kesal. Sudah hampir 1 jam lamanya tapi para oknum kepolisian itu masih saja belum bisa menemukan Narsih dan juga kedua keponakannya meski mereka sudah berusaha menyisir area.
Awalnya dia pikir bisa menemukan Alan di tempat yang sama, tapi sepertinya pria itu memang sedang pergi ke suatu tempat untuk menenangkan diri—pikirnya.
