Martin bersiap untuk kembali. Jika dia tinggal terlalu lama, bukan tidak mungkin Marie akan curiga dan mencari tahu ke mana dia pergi. Meski begitu, dia menugaskan salah satu anak buahnya serta Inah dan keluarga untuk tinggal di kediaman Anna sementara waktu sampai dia kembali. Martin tidak mau ambil risiko meninggalkan wanita itu seorang diri.
Sebelum kembali, dia mengajak Anna untuk bicara berdua. Dia tidak mau wanita itu ragu dengan perasaannya yang tulus, sebisa mungkin Martin ingin membuktikan kalau dirinya adalah pria yang bisa dipercaya oleh Anna.
Mereka tiba di sebuah gubuk yang berada tidak jauh dari pematang sawah, lalu duduk di sana seraya menikmati semilir angin yang segar. Martin menggenggam erat tangan itu, sampai kapan pun dia tidak akan melepaskannya—pikirnya.
"Aku tidak akan lama. Mungkin satu pekan, aku akan kembali dan membawamu pergi."
"Ke mana?"
"Rahasia. Aku ingin memberikanmu tempat terbaik dan juga harapan baru."