'Hentikan, Zhang Sifeng! Jangan gemetar seperti ini! Apa lagi yang kau takutkan? Kematian? Kau bahkan sudah mengalaminya beberapa kali, bukan?' batin Sifeng, menasihati dirinya sendiri.
"Kenapa diam saja, eum?" Nyonya Haruhi kembali bersuara. Namun, fokus matanya masih menatap jauh ke danau tanpa menoleh ke belakang.
Setelah menghela napas panjang, mengeluarkan secara perlahan berkali-kali, akhirnya Sifeng memberanikan diri. Ia melangkah kembali dan duduk di berlutut di tanah berumput, tepat di depan ibunya yang duduk.
Nyonya Haruhi melihat wajah Sifeng sesaat, setelah itu memalingkan wajahnya kembali, melihat danau.
Sifeng tersenyum singkat, setelah itu ia menggenggam tangan ibunya.
"Bagaimana kabar Anda, Haruhi-sama?"
Nyonya Haruhi tak menjawab. Ia hanya tersenyum singkat sebagai tanggapan.
