Setiap hari, Sifeng selalu menemani kakaknya yang masih terbaring lemah di ruang ICU.
Mungkin saat seperti ini jugalah yang dirasakan Yushen saat menunggunya koma saat itu. Sungguh, Sifeng dapat merasakannya kini. Rasa ketakutan akan hal-hal buruk yang akan terjadi pada saudaranya.
Sifeng menggenggam erat tangan Yushen, dan mengusapkan telapak tangan itu pada pipinya.
"Gege, kau sudah berjanji padaku, 'kan? Kau berjanji akan selalu berada di dunia yang kulihat. Jadi, kumohon bangunlah, Ge!!"
Tak ada respon, Yushen tetap diam.
Beberapa saat kemudian, Yushen mengalami kejang. Sifeng begitu panik dan memencet tombol untuk memanggil dokter.
"Dokter!! Cepat selamatkan kakakku!" teriak Sifeng penuh ketakutan.
Dokter tiba dan berusaha menstabilkan keadaan Yushen.
Sifeng merasa sangat cemas. Sudah tak ada waktu lagi. Ia tak ingin lagi menuruti perkataan Paman Kedua-nya yang melarang Sifeng untuk bepergian jauh.
***