Sedetik kemudian, Sifeng mendengar suara langkah kaki menjauh dan daun pintu yang tertutup. Mereka semua sudah keluar. Kini hanya ada Dokter Zhang Kedua dan Sifeng di ruangan ini.
"Aaakh!!" Sifeng mengeluh kala ada tangan yang menjewer telinganya.
"Sudah, bangunlah! Mereka semua sudah keluar," perintah Dokter Zhang Kedua.
Memang benar, kan? Ia sudah tahu kalau keponakannya tak sedang pingsan.
Sifeng merasa bahwa hanya Dokter Zhang yang dapat mengerti keinginannya. Sayangnya ia selama ini tinggal di Kanada. Ia kembali ke Beijing baru tiga tahun terakhir ini.
Sifeng membuka mata dan melepas sendiri alat bantu pernafasannya. Ia tersenyum ke arah pamannya.
"Kakaknya Anda itu terkadang sangat tempramental kurasa," ucap Sifeng santai.
"Hahaha, memang benar. Ayahnya Yushen itu juga masih sedikit labil," imbuh Dokter Zhang.
"Dan suami Madam Wang itu sangat kesulitan menunjukkan kasih sayangnya sejak dulu," ucap Sifeng lagi.