"Kau melupakan geisha yang kau kencani beberapa bulan lalu, huh?"
Sifeng terdiam.
Namun, belum juga Sifeng mengingat tentang wanita yang ia kencani di Jepang waktu itu, atensinya teralihkan oleh suara truk.
Bersamaan mereka menoleh. Mereka masih bersembunyi di balik pos penjaga yang berada di depan gerbang tempat konstruksi.
Seorang penjaga malam membukakan gerbang. Dari sana, keluar satu truk tronton yang dikendarai oleh salah seorang pekerja.
"Kita hadang mereka, A-Feng!" Yusheb memberikan instruksi. "Saat aku menghadang mereka, kau segera periksa apa yang mereka angkut, mengerti?"
Sifeng mengangguk. Tapi, tunggu! Ia menyadari sesuatu.
"Lao Yu! Aku belum menemukan senjata apa pun. Bagaimana ini?"
Yushen menunjukkan kepalan tangannya. "Ini senjata kita malam ini, A-Feng!" Yushen membebat telapak tangan kanannya menggunakan kain. Menghindari lecet saat ia melayangkan tinjunya nanti.
