Tubuh Mizuki membeku. Dadanya seolah dihimpit beban berat. Itu semua bukan keinginannya. Andaikan saja ia bisa mengulang waktu. Ia akan memastikan dulu lelaki itu Takeru atau pria lain.
Mizuki benar-benar menyesal. Tak sekalipun terlintas di benaknya ia ingin mengkhianati Takeru. Jika Takeru cemburu pada Lizen, maka itu salah besar. Mizuki menganggap Lizen hanya sebagai teman, tapi mungkin Lizen yang salah mengartikan kebaikan Mizuki. Tapi, sungguh, Mizuki masih belum paham. Di malam itu benar-benar ada dua Takeru.
Lampu dinyalakan.
Mata Mizuki membeliak melihat sosok yang berada tak jauh ia berada. Itu sosok Takeru, suaminya. Mizuki juga melihat sekeliling. Benar dugaannya, ia berada di bathtub yang berisi penuh air. Air mata Mizuki mengalir deras. Ia tak mengira ternyata sifat Takeru itu belum berubah.
Takeru kembali mendekatkan lilin yang ia pegang ke dekat pipi Mizuki
