Kegiatan pukul-memukul hantam-menghantam berlangsung kurang lebih sekitar tiga puluh menitan dengan Yushen dan anteknya keluar sebagai pemenang.
Mungkin itulah yang dinamakan sebuah keajaiban, bukan? Ah, Yushen merasa pertarungan ini lebih membutuhkan adrenaline tinggi. Saat bertarung dengan yakuza kemarin begitu membosankan, mereka semua menggunakan pistol. Namun, malam ini ia merasa lebih hebat karena hanya bersenjata dahan pohon.
Belasan bandit tadi terkapar di tanah. Mereka menampilkan senyum kemenangan di dekat tubuh-tubuh terkapar itu.
Ada raut bahagia di wajah mereka, walau muka mereka sudah hancur babak belur. Mereka bertiga tetap saja berjingkrak gembira. Ketiganya saling berangkulan satu sama lain penuh haru.
Sampai setelah beberapa waktu ketiganya mendadak diam seolah dikutuk menjadi patung, hening dan senyap. Kemudian Sifeng dan Lizen memekik di waktu yang hampir bersamaan.
"Jangan peluk-peluk aku, Sialan!"