"Ayo, lari lagi, oi! Selamatkan diri kalian!" seru Yushen sambil berlari, meninggalkan adiknya dan pemuda asing tadi.
Benar, saat ini Yushen memang tak ingin bertarung. Para lelaki berpakaian gelap itu berjumlah puluhan. Yushen juga merasa bekas luka di perutnya, bekas tertembak dulu, kini terasa sedikit nyeri. Belum lagi luka lebam bekas perkelahian dengan anggota Dojin-kai yang masih membekas. Semua hal itu, membuat Yushen enggan jika disuruh berkelahi kembali.
Sifeng dan Lizen saling melempar pandang tidak acuh, keduanya mengangkat bahu lalu berbalik secara bersamaan. Akan tetapi, di saat itu juga keduanya berteriak sangat nyaring seraya lari terbirit-birit mengikuti langkah Yushen.
Yang benar saja? Puluhan orang anggota gangster Gamatih tadi, sudah berada di sana menenteng beragam macam senjata; kunci Inggris, linggis, pisau lipat, parang, katana, sampai kapak dan palu.
"Aneh! Kok mereka masih mengejar?" seru Lizen di tengah-tengah larinya dengan napas kembang kempis.